PELATIHAN PROSPEK DAN TITIK KRITIS PEMBIAYAAN AGRIBISNIS

Indonesia merupakan negara agraris dengan agribisnis yang sangat potensial. Agribisnis merupakan salah satu bisnis yang penting dalam perekonomian nasional dan berperan dalam meningkatkan perekonomian daerah. Peranan pertanian dalam subsistem produksi primer memang menurun namun produk industri yang berbasis dan berkait dengan pertanian berteknologi maju dan manajemen modern akan terus berkembang seiring dengan kebutuhan akan bahan pokok dan hasil olahannya bagi industri hilir. Untuk mencapai kondisi yang ideal masih dibutuhkan investasi yang besar.

Pengelolaan agribisnis harus dilakukan sangat cermat dan rinci, baik prospek peluang maupun tantangannya dan kendalanya. Oleh karena itu, analisis pembiayaan agribisnis tersebut haruslah dilakukan secara cermat pula. Apalagi agribisnis secara umum berisiko tinggi, dimana ketidakpastian tingkat pengembalian (return) dari investasi sangat fluktuatif.

Namun demikian, fakta menunjukkan bahwa tingkat pengembalian kredit di sektor agribisnis relatif tinggi, karena ketidakpastian pengembalian lebih disebabkan oleh ketergantungan operasional usaha agribisnis terhadap kondisi umum maupun spesifik lingkungan alam dan sosial ekonomi yang melingkupi. Ini berarti, risiko agribisnis berbeda-beda menurut jenis, lokasi, waktu dan sistem industrinya.

Secara umum risiko agribisnis dapat digolongkan dalam permasalahan teknis pertanian dan permasalahan konseptual usahatani sebagai suatu usaha bisnis (agribisnis). Secara teknis risiko berkaitan dengan sifat dan ciri biofisik yang terkait dalam agribisnis dan secara konseptual berkaitan dengan sistem operasi, manajemen dan lingkungan bisnisnya. Manajemen agribisnis memerlukan kemampuan keterampilan spesifik dan wawasan yang luas. Dalam keragaman yang sangat luas tersebut risiko agribisnis berpeluang dapat dikelola.

Pemberian kredit mengandung resiko tertentu, sehingga perbankan tidak begitu saja memberikannya. Suatu aplikasi kredit akan diberikan apabila manajemen bank merasa yakin bahwa nasabahnya dapat mengembalikan kredit tersebut sesuai dengan waktu yang telah disepakati, baik pokok ataupun bunga pinjaman yang ditetapkan, sehingga bank dapat menghindar dari tidak tertagihnya kredit tersebut yang nantinya akan menimbulkan masalah kredit macet. Kredit macet yang terjadi terutama disebabkan oleh faktor manajemen bank dalam melakukan analisis kredit yang tidak akurat, faktor penguasaan kredit yang lemah, analisis laporan keuangan yang tidak cermat dan kompetensi dari sumber daya manusia yang masih lemah. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan pemberian kredit dari semestinya, bank harus menyusun kebijakan kredit yang komprehensif dan jelas dengan memperhitungkan berbagai macam faktor dan kriteria yang menentukan mutu kebijakan tersebut. Salah satu cara yang dapat membantu perusahaan dalam menilai efisiensi dan efektivitas prosedur pemberian kredit adalah dengan adanya audit internal yang memadai.

Tingkat persaingan antar bank dan risiko perkreditan yang tinggi menyebabkan pihak manajemen bank perlu menerapkan suatu pengendalian internal yang memadai. Pengendalian internal yang memadai pada dasarnya bertujuan untuk melindungi harta milik perusahaan dengan meminimalkan kemungkinan terjadinya penyelewengan, pemborosan, kemacetan kredit, serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Dengan pengendalian internal yang memadai diharapkan dapat menjamin proses pemberian kredit akan dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan dan penyelewengan-penyelewengan yang akan terjadi.

TUJUAN DAN SASARAN

➣ Tujuan

Pelatihan yang diusulkan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dalam penguasaan konsep sistem agribisnis dan teknik analisis risiko pembiayaan agribisnis. Penguasaan konsep sistem agribisnis dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi suatu investasi agribisnis, sedangkan penguasaan teknik analisis risiko agribisnis dimaksudkan untuk memberikan keterampilan dalam melakukan analisis terhadap pembiayaan investasi komoditas spesifik agribisnis.

➣ Sasaran yang diharapkan dari pelatihan ini adalah :

♦ Peserta memiliki wawasan tentang sistem bisnis komoditi pertanian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,

♦ Peserta memiliki wawasan mengenai karakteristik bisnis agribisnis yang dikaji dari aspek kebijakan, teknis, pasar, perdagangan dan finansial,

♦ Peserta memiliki acuan dalam melakukan penilaian persetujuan terhadap kredit untuk komoditi agribisnis terpilih

MATERI DAN IKHTISAR ISI

METODE

METODE

Pelatihan disampaikan dengan metode lokakarya, berupa tatap muka dalam bentuk pemberian materi oleh instruktur (50%) dan diskusi dalam bentuk tanya jawab antar instruktur dengan peserta untuk topik yang disajikan (50%)

ALAT BANTU

Untuk memberikan gambaran yang jelas kepada peserta pelatihan, digunakan alat bantu berupa contoh komoditi, gambar, foto dan LCD Proyektor.

PESERTA

Peserta pelatihan terdiri atas account officer, auditor, risk management perbankan

INGIN TAHU LEBIH LANJUT...

Untuk mengetahui program dan pelatihan kami selengkapnya, kirimkan pesan anda...